• Jum'at, 26 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Pertemuan Komisi II DPRD Kukar yang dilakukan di ruang Banmus DPRD

TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Komisi II DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak terkait Peran serta Lembaga Usaha Pertambangan dan Perkebunan terhadap Pengembangan dan Pemberdayaan UKM di Zona Hulu Kukar. RDP berlangsung di ruang Banmus Selasa, (7/2/23).

Ketua Komisi II DPRD Kukar Sopan Sopian memimpin langsung jalannya rapat, didampingi anggota Firnadi Ikhsan, dan turut menghadirkan Karya Muda Mahakam (AKMM) Kukar, Manajemen Selalu Teh Adi Dermawan, Dinas Koperasi dan UKM Kukar, Bank Kaltimtara, serta pihak perusahaan perkebunan dan pertambangan.

Ketua Komisi II DPRD Kukar Sopan Sopian mengatakan hasil dari rapat ini dalah pertama mungkin adanya evaluasi kerja. Selama ini mungkin Program Kredit Kukar Idaman (KKI) ini memang banyak menyentuhnya pada kelompok kelompok ibu dan sebagainya.

"Harapan dari asosiasi pemuda ini, KKI juga hadir untuk memfasilitasi permodalan mereka, tentunya pengembangan usaha dan sebagainya."kata Sopan Selasa (7/2/23).

Sementara dari pihak perusahaan sendiri, tentunya mereka hanya orientasinya kepada SDM, pelatihan, kemudian juga kesehatan dan pendidikan. Namun DPRD minta juga program pemulihan ini dihadirkan di dalam dana CSR itu sendiri.

"Selain itu, tadi kan ada kordinasi manajemen selalu teh itu menawarkan bagaimana para pengusaha muda ini dibuatkan latihan dan mereka menyampaikan bahwa pelatihan itu secara gratis dan dibiayai oleh manajemen sendiri serta bisa dikolaborasikan dengan usaha usaha atau pertemuan pemerintah dalam hal Dinas Koperasi yang punya program pelatihan, tidak ada salahnya untuk mendekati dari usaha usaha yang sudah sukses di Kukar. Sehingga dapat membuat branding tersendiri." jelasnya.

Sementara potensi potensi usaha muda dari wilayah hulu ini banyak kreativitas anak muda yang pertama kerajinan tangan kerja, yang dibuat untuk oleh oleh untuk suvenir itu sudah ada di wilayah hulunya.

"Tidak menutup kemungkinan pelatihan akan dilakukan sampai di tingkat desa ini. Kalau saya melihat mereka belajarnya otodidak di sana, mereka bisa belajar di youtube dan sebagainya. Itu yang mereka sekarang ini lakukan. Tinggal bagaimana dapat didorong lagi seperti pelatihan. Yang terkenal adalah memang yang utama adalah modal itu yang utama."ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa, pemerintah ini perlu memberi catatan kepada Dinas Koperasi. Bagaimana anak anak muda ini juga diikutkan dalam kesertaan modal mendapatkan modal KKI. (*dri)

Pasang Iklan
Top