• Sabtu, 20 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Kabid Perencanaan Pendapatan, Pengembangan dan Pengawasan Bapenda Kukar Erwan Riyadi


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) masih akan terus memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga masa tutup buku anggaran 2022. Saat ini, pendapatan sudah mencapai Rp. 446 Milliar.

Diketahui pada 2021 lalu target PAD Kukar hanya sekitar Rp. 400 Milliar, dan capaiannya sekitar Rp. 500 Milliar. Tentunya hal ini mengalami peningkatan baik dari target maupun capaiannya. Dan kemungkinan tahun depan targetnya bisa naik,

Kabid Perencanaan Pendapatan, Pengembangan dan Pengawasan Bapenda Kukar Erwan Riyadi menyebutkan, hingga saat ini PAD yang masuk mencapai sekitar Rp. 446 Milliar, dengan target sekitar Rp. 500 Milliar.

"Kita optimis bisa melebihi target yang sudah ditetapkan, diperkirakan hingga akhir 2022 PAD bisa mencapai 500 Miliar lebih,"kata Erwan Riyadi Selasa (27/12/2022).

Erwan mengungkapkan dalam memaksimalkan PAD Kukar, tentunya diperlukan sinergitas semua pihak, baik para OPD, Bapenda, maupun masyarakat. Setiap OPD bisa mencari potensi untuk menghasilkan PAD, dan Bapenda sifatnya hanya memungut.

Adapun sumber PAD Kukar berasal dari 11 item pajak diantaranya pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, penerangan jalan, mineral bukan logam dan batuan, parkir, air dan tanah, sarang burung walet, dan pajak bumi bangunan, serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

Lanjut Erean, ada juga PAD dari sektor retribusi. Sektor retribusi meliputi salah satunya retribusi kebersihan, pergantian biaya cetak KTP, hingga retribusi parkir. Kemudian hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain lain PAD yang sah.

"Dan saat ini PR kita terus menggali potensi yang ada atau yang belum maksimal, sementara seperti pajak sarang burung walet yang belum maksimal, bisa kita gencarkan. Kita juga perlu lakukan sosialisasi kepada masyarakat" ungkapnya.

Ia berharap kedepan PAD Kukar bisa mencapai Rp 1 Trilliun, hal itu bisa saja terjadi namun melihat potensi yang ada. Dan bisa dimaksimalkan melalui pembayaran Qris, atau bahkan jemput bola. (*dri)

Pasang Iklan
Top