• Jum'at, 19 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Bupati Edi Damansyah saat melihat hasil kerajinan dalam pelatihan furniture.

TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Kegiatan Pelatihan Furniture Perkayuan/ Pertukangan dan Desain Grafis yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) bekerjasama dengan Koperasi KSU Tunggang Parangan Mulia, IDEA BORNEO dan Komunitas Pecinta Kutai (KOMPAK) sukses digelar.

Kegiatan yang berlangsung di Workshop IDEA BORNEO Jalan Gunung Belah RT.004 Kelurahan Loa Ipuh, Tenggarong Sabtu (26/11/22), dihadiri langsung oleh Bupati Kukar Edi Damansyah, Sekertaris Daerah Kukar Sunggono, Direktur Utama PT Tunggang Parangan Awang M Luthfi, Rektor Unikarta Prof Dr Ir Ince Raden, Kepala Dinas Pariwisata Slamet Hadiraharjo, Keplaa Disperindag Arfan Boma, perwakilan PT MHU, dan para undangan.

Pada kegiatan tersebut dirangkai dengan Penandatangan MoU antara PT Tunggang Parangan Kukar (Perseroda) dengan Dinas Pariwisata Kukar tentang Kerjasama Pengelolaan Planetarium Jagat Raya Tenggarong, Penandatangan Kerjasama PT Tunggang Parangan Kukar (Perseroda), KKSU Tanggang Parangan Mulia dengan Disperindag Kukar tentang layanan E-Catalog dan EMBiz,

Kemudian MoU antara Koperasi KSU Tunggang Parangan Mulia dengan Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta), serta Penyerahan Bantuan Pertukangan kepada Komunitas Perkayuan 6 Kecamatan yaitu Tenggarong, Loa Kulu, Muara Kaman, Kenohan, Kota Bangun dan Sebulu.

Bupati Kukar Edi Damansyah mengatakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kukar ini adalah dalam rangka "Revolusi Industri Perkayuan 4.0 di Kutai Kartanegara menuju Kukar Idaman" yang Inspiratif, Mandiri dan Berdaya Saing. Kegiatan program Kukar Siap Kerja itu dalam bentuk pelatihan bisa dilaksanakan dengan memberikan pelatihan disektor industri Furniture Perkayuan.

"Jadi ini prodak yang luar biasa dari hasil latihan yang dilaksanakan para peserta. Saya berharap dari pelatihan ini tidak berhenti, kita memberikan pendidikan dan ketrampilannya saja, tapi harus dipastikan ilmunya yang didapat bisa diterapkan. Apakah dia membuka usaha sendiri atau bekerja dengan para pengusaha yang bergerak disektor perkayuan." ungkap Edi Sabtu (26/11/22).

Ia mengungkapkan, karena peserta ini merupakan perwakilan dari 6 kecamatan terdiri dari anak-anak generasi muda, menunjukan bahwa mereka bisa membuat prodak sendiri. Dengan harapan nanti bisa membuka usaha sendiri. Sebagaimana kebijakan pemerintah secara nasional memberikan perbankannya, modal usahanya, terus disisi lain pemerintah sudah memberi ruang besar terhadap prodak lokal seperti ini meja dan kursi.

"Kita melihat bagaimana nanti keberlangsungan dan produksinya, jumlah produksinya. Karena meja dan kursi di satuan pendidikan yang menjadi kewenangan Pemkab saat ini kan masih. Seperti meja dan kursi di Paud, TK, SD, dan SMP masih terus kita penuhi secara bertahap. Artinya kalau ini bisa masuk kedalam e-katalog lokal, prodak ini akan kita pasarkan di jajaran Pemkab Kukar." ujarnya.

Menurut Edi melihat potensi peserta dari SDM nya yang luar biasa, pihaknya kedepan akan teruskan melakukan pelatihan ini, namun juga harus di mapping dengan baik potensinya. Nanti jangan melihat, misalnya Muara Jawa itu bukan tidak penting, tapi kalau diberi pelatihan Muara Jawa sesuai dengan potensi, karena disana banyak sektor maritim dan perikanan lebih besar jadi jangan diberi pelatihan pertukangan.

"Tapi kalau kecamatan yang mempunyai bahan baku kayu, latih dengan pelatihan pertukangan. Makanya pengembangan kita berbasis kewasan, berbasis potensi SDMnya." jelasnya.

Sementara Direktur Utama PT Tunggang Parangan Awang M Luthfi mengatakan jadi inovasi pelatihan ini sudah digodok beberapa waktu lalu, karena melihat perkayuan risetnya tidak terlalu bagus. Padahal potensinya luar biasa, oleh karena itu digarap oleh komunitas,

"Begitu saya di Tunggang Parangan, saya kolaborasikan kita memiliki hulu, tengah, dan hilir ini yang kita kembangkan. Jadi perusda bermain di posisi hilir, kemudian tengahnya, dan dihulunya adalah mereka komunitas perkayuan. Sehingga semua bisa hidup, masing-masing bisa menghasilkan. Dimana prodak di kirim kesini kita sortir, kita jualkan." ucapnya

Lanjutnya, kalau sekarang banyak yang berhenti, tapi kualitas produk harus mempunyai standar, untuk itu mendesainnya pakai komputer. Mereka yang mendesain sampai barang itu sesuai. Karena beda ukuran produk tidak masuk, oleh kerena itu mereka membangun industrinya, pelatihannya dinas-dinas terhubung pada pemerintah.

Dia menyebut kalau pasokan mebelernya didapat dari lokal, hulu tengah hilirnya sudah ada. Jadi artinya prodaknya jalan. Seperti karang taruna, komunitas perkayuan bisa produksi mungkin mereka kebagian membuat 100 meja kursi.

"Kami sedang melakukan seleksi, jadi orang-orang yang skilnya yang sudah lumayan kita buat pelatihan lanjutan yang memiliki spesifikasi yang lebih tinggi. Nantinya berkolaborasi dengan Disperindag dan Disnaker itu harus terlibat. Tapi sekarang sekarang targetnya menyelesaikan di 14 kecamatan, karena sudah ada 6 kecamatan yang mengikuti pelatihan." pungkasnya. (*dri)

Pasang Iklan
Top