• Sabtu, 20 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Sekertaris Distanak Kukar Sya’rani


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutai Kartanegara (Kukar) terus dorong Petani Milenial dalam pengembangan pertanian, terutama dikomoditi padi. Karena selama ini masih cenderung ke komodi hortikultura.

Sayangnya, tidak banyak kawula muda yang berminat untuk mengembangkan komoditi padi. Jika dilihat dari prospeknya tanaman padi sangat bagus, dimana kedepan Kukar akan menjadi salah satu daerah pemasok hasil pangan di Ibu Kota Negara (IKN).

Sekertaris Distanak Kukar Sya’rani mengatakan sesuai program yang diprakarsai Kementerian Pertanian. Daerah dianjurkan membentuk kelompok tani milenial sehingga sejalan dengan keinginan bupati Kukar membentuk pemuda tani andalan. Dua gagasan yang selaras itu merupakan dasar pembentukan kelompok tani milenial.

Gerakan utama program ini adalah mendorong minat milenial di Kukar untuk bertani. Pemuda tak hanya dibekali pengetahuan pertanian, disediakan pupuk dan peralatan mekanisasi modern. Ditargetkan, program ini menggaet 200 petani muda di Kukar. Saat ini tercatat ada 60 orang yang telah mengikuti program dan diharapkan terus bertambah. Tersebar di 18 kecamatan di Kukar seperti Muara Jawa, Tenggarong sendiri jadi tumbuhnya kelompok-kelompok petani milenial.

"Ini memang kita harapkan mereka bukan hanya di tanaman hortikuktura, karena memang mereka masih tertarik di hortikultura tetapi kita harapkan juga di pangan sendiri terutama di padi. Kita rasakan regenerasinya sudah mines sekarang ini, pergantian regenerasi itu hampir tidak ada."kata Sya'rani kepada KutaiRaya.com Kamis (7/7/2022).

"Kita harapkan karena padi ini adalah komoditi strategis juga, karena paling tidak kita bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri. Apalagi nanti menyongsong dengan adanya IKN, jangan sampai harga pangan itu kita datangkan dari luar. Sedangkan potensi sda kita cukup, jadi kita terus galakan petani milenial. Salah satu cara untuk menarik mereka ini adalah dengan mekanisasi. Jadi nanti kita harapkan bantuan mekanisasi berdatangan dari Kementrian Pertanian dan dari Pemerintah Provinsi Kaltim." ungkapnya.

Sya'rani menyebut saat ini sudah ada pemuda yang mengembangkan pertanian di komoditi hortikultura, padi, dan ternak. Tapi yang masih sedikit di padi peminatnya kurang, kemudian nilai jualnya yang kurang sehingga mengakibatkan kurang tertariknya petani milenial untuk mengembangkan komoditi padi.

Contohnya seperti sekarang, harga cabai melambung sampai 150 itu menjadi kesempatan mereka, karena dalam sekali panen bisa untung, ada juga buah semangka dan melon dan sayuran rata-rata mereka di komoditi itu.

Dirinya berpesan kepada petani milenial, jangan berpangku tangan dan jangan berfikir untuk bekerja di perusahaan-peruaahaan. Manfaatkan peluang yang ada, karena kedepan pangan itu kalau bagaimanapun tidak pernah mati. Karena terbukti selama masa-masa krisis ekonomi akibat pandemi.

"Pertanian itu tetap eksis, terutama di hortikultura, itu yang bisa menopang ekonomi pedesaan, kalau di sektor lain dalam kondisi krisis ini bisa gulung tikar, tapi kalau pertanian tetap eksis. Apalagi kalau dia melakukan pertanian terintegrasi dengan ternak, jadi tidak hanya satu komoditi."tutupnya. (*dri/adv)

Pasang Iklan
Top