• Kamis, 25 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



(Bupati Kukar dan Camat Kenohan bersama Kades Tuana Tuha Tomy saat menunjukkan produk UMKM Gula Aren Asli Tuana Tuha)


TENGGARONG (KutaiRaya.com) - Keinginan Bupati Kukar untuk menjadikan Gula Aren menjadi produk UMKM unggulan di Desa Tuana Tuha disambut baik Kades Tuana Tuha Tomy.

Saat dihubungi, Kades Tuana Tuha Tomy menyebutkan, bahwa pengolahan gula aren ini sudah dari jaman dahulu, dan sampai saat ini masih terus dikembangkan secara turun temurun meskipun dengan alat tradisional.

"Dari awal usahanya masyarakat Desa Tuana Tuha adalah pembuatan gula-gula aren. Dan pada tahun 2020 Oktober lalu, saya dan pemuda Desa mencoba membuat gula semut. Kita coba produksi gula semutnya, tetapi kita tetap mencoba agar gula semut tidak menyampingkan gula aren balok. Lalu kita beli gula balok dari petani, baru kita olah lagi menjadi gula semut," ungkap Tommy, Sabtu (8/1/2022).

Ia menjelaskan, saat ini di Desa Tuana Tuha juga ada tim pemasarannya sendiri. Dan sekarang pihaknya sedang fokus dalam membangun rumah industri pada Febuari nanti.

"Karena sebelumnya tidak ada rumah produksi, sehingga para warga hanya mengolah di rumah masing-masing, setelah itu baru dikemas. Nanti kita coba fokuskan rumah industrinya ketika sudah jadi. Jadi akan kita pusatkan pembuatannya di satu tempat," terangnya.

Ia mengatakan, untuk pengolahan gula aren di Desa Tuana Tuha sendiri hanya melibatkan warga sekitar ada 75 orang, tetapi hanya kontemporer. Karena kadang menyentuh jumlah diatas 100. Karena Warga Desa Tuana Tuha memiliki macam-macam usaha, seperti musim kemarau mereka membuat gula aren, tetapi kalau musim hujan menjadi nelayan, karena tangkapan ikan lumayan hasilnya.

"Dari 75 orang pengolah Gula Aren tersebut, ada 5 orang yang mengolah turunnya yakni gula semut olahan. Untuk produksinya saja, Tommy mengatakan untuk tiap orangnya per hari dapat menghasilkan 5-10 kilogram Gula Aren, tergantung sadapan pengambilan air merahnya. Dan dengan total keseluruhan dapat mencapai 750 kilogram," paparnya.

Ia menambahkan, untuk lahan kebun, Tommy mengatakan para warga masih melakukan tumpang sari. Yakni hanya dihitung banyak sadapan pohon dengan pohon yang belum tersadap. Dia mengaku saat ini tidak bisa mendata jumlah luasannya, tetapi sesuai dengan perkiraan pihaknya ada 50 hektar total keseluruhan. Untuk spesifiknya tidak bisa, karena budidaya Gula Aren berbeda, tidak seperti kelapa sawit.

"Karena dari petani itu, dari buah kolang kaling itu dihambur saja. Nanti pohon aren tumbuh sendiri disitu. Jadi tidak ada sistem budidayanya yang sifatnya khusus, sehingga hidup arennya bagus. Itu turun temurun jadinya, jadi akhirnya ada sadapan sekitar 50 pohon, jika orang tuanya sudah tidak sanggup, anaknya yang akan gantikan," tuturnya.

Saat ini lanjut Tommy, produk ini merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) warga Desa dan bernama "Guleku". Diantara produknya yang telah adalah Gula Semut Jahe Merah, Cemilan Gula Kelapa dan Gula Semut Asli. Dengan pemasarannya sudah sampai keluar daerah.

"Kalau gula aren banyak pembeli dari luar, untuk dibawa dari kota dan dijual lagi. Untuk gula semut kita sekarang dengan Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim ada toko mitra kebun sebagai marketplace. Dan mereka juga bekerjasama dengan Hotel Four Points di Balikpapan. Dan Samarinda di auto swalayan maupun toko oleh-oleh. Dan untuk di kampung kami titipkan di toko kelontongan," beber Tommy.

Untuk profit yang dihasilkan, Tommy menyebut ada harga reseller dan harga langsung jual. Untuk profit per bungkusnya bisa Rp. 1000 sampai Rp. 2000 bagi pihaknya. Dan untuk petani, yang dulunya per balok hanya Rp. 25.000, begitu menjadi gula semut bisa menjadi Rp. 40.000 sampai Rp. 60.000.

"Sehingga keuntunganny dua kali lipat, tapi ada kesusutan dari timbangan. Dan kalau gula semut itu dijual perkilo, kadang per kemasan isi 250 gram. Yang kemasan Rp. 15.000, tapi kalau jual cacahan harga 45-50rb perkilo," tutupnya. (One)

Pasang Iklan
Top