(Masyarakat Desa di Muara Badak saat memproduksi lidi)
TENGGARONG (KutaiRaya.com) - Empat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni milik Desa Salo Palai, Desa Batu-batu, Desa Muara Badak Ulu dan Desa Saliki memproduksi arang dan lidi. Dan kini hasil produksinya tak tanggung-tanggung berhasil tembus pasar internasional.
Bendahara BUMDes Salo Palai Sudirman mengaku, produksi arang dan lidi yang berhasil tembus pasar internasional ini karena pihaknya mengemas hasil produksinya dengan menarik hingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Untuk menembus pasar Internasional ini lanjutnya, keempat BUMDes di Muara Badak ini kami bekerjasama dengan CV Masagenah.
"Jadi awal kegiatan ekspor itu terjadi bermula pada tahun 2020 lalu, beberapa pengurus BUMDes bertemu dengan pihak CV Masagenah. Mereka adalah perusahaan yang bergerak pada bidang ekspor. Yang mereka eskpor adalah hasil pertanian dan perkebunan dari Kaltim. Maka kami bersyukur dengan kerjasama ini produksi kami bisa di ekspor keluar negeri," terang Sudirman.
Ia mengatakan, setelah pengurus 4 BUMDes ini bertemu dengan pihak CV Masagenah, akhirnya disepakati pihak BUMDes bertugas mengumpulkan Sumber Daya Manusia (SDM) dari masyarakat desa, mereka membuat lidi dari bahan dasar daun nipah juga dari bahan daun kelapa sawit.
"Kemudian mereka juga membuat arang dari bahan kayu halaban. Produksi mulai berjalan setiap hari, secara perlahan warga lain juga mulai melirik dan ikut produksi. Setelah MoU kami baru kembangkan lagi usahanya, pengrajinnya kami tambah lagi orangnya," tuturnya.
Ia menuturkan, masing-masing rumah produksi masyarakat mampu menghasilkan 5 sampai 10 ton lidi setiap bulannya. Hasil produksi tersebut kemudian dijual kepada BUMDes yang ada di masing-masing desa.
"Perkilogram lidi dijual dengan harga Rp2.000, dan arang Rp2.500 per kilogram. Dari situ, setiap rumah produksi mampu menghasilkan belasan hingga puluhan juta rupiah setiap bulannya. Untuk target sendiri karena wilayah kami berbeda-beda, jadi sementara kami masih bergabung empat BUMDes ini untuk memenuhi jumlah yang diminta," ungkapnya.
Setelahnya, BUMDes bertugas menjual hasil yang ada kepada pihak Masagenah. Mereka menjual hasil produksi dengan harga Rp3.000 ribu per kilogram. Melalui Masagenah semua hasil olahan diekspor ke nagara tujuan yang telah dipilih.
Sementara itu, CEO CV Masagenah Widya Hana menambahkan, saat ini pihaknya telah bekerjasama dengan 11 BUMDes yang ada di Kukar. Sebelumnya, pihaknya telah melakukan ekspor perdana arang ke Canada dengan berat 20 metrik ton. Juga lidi dengan berat 25 metrik ton.
"Ekspor ini dilakukan secara kontinyu Harapan kami, ada komoditi baru dari daerah lain yang bisa dikirim juga, sehingga bisa menambah penghasilan masyarakat dan tentunya meningkatkan ekonomi di Kukar," pungkasnya. (One/Adv)