Sebelum Tausiyah pada Tabligh Akbar dalam rangkaian MTQ Tingkat Provinsi Kaltim ke 38 di Tenggarong Kukar, Syeikh Ali Jaber menghibahkan kiswah atau kain penutup Ka’bah dan Kiswah Makam Rasulullah kepada Bupati Kukar Rita Widiyasari.
Syeikh Ali Jaber mengaku, kiswah ini hanya ada dua di Asia Tenggara yaitu di Brunei Darussalam dan kini di Kukar. Dengan kemegahan kiswah ini, Syeikh berharap membawa manfaat kepada masyarakat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, Istiqomah dalam iman kepada Allah SWT.
Kiswah berukuran 3.30 ×6 meter ini rencananya akan dipamerkan di pulau Kumala Tenggarong selama MTQ.
Sementara itu, ribuan kaum muslimin di Tenggarong dan sekitarnya serta perwakilan Kafilah memadati halaman masjid Agung Sultan Sulaiman Tenggarong untuk menghadiri tablig akbar bersama Syeikh Ali Jaber, Jumat (20/5/2016) malam.
Dalam tausiahnya, Syeikh Ali Jaber mengungkapkan, bahwa Bulan Syaban digambarkan oleh rasulullah sebagai bulan yang banyak dilalaikan oleh umat muslim. Aisyah RA menuturkan:"Aku tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa selama sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat beliau banyak melakukan puasa di luar Ramadhan kecuali pada bulan Sya’ban." (HR Muttafaq ‘alaih).
Hadis tersebut menunjukkan bahwa Sya’ban merupakan bulan “pemanasan puasa” atau prakondisi Ramadhan. Puasa, sebagai amalan yang sangat dianjurkan dilakukan, di bulan Sya’ban, merupakan latihan persiapan yang diharapkan dapat memantapkan kualitas puasa Ramadhan.
Jika diibaratkan bercocok tanam, Sya’ban itu bulan menyemai benih, mulai merawat pertumbuhan “tanaman kebaikan”, sedangkan Ramadhan merupakan bulan memanen. Artinya, kita tidak mungkin dapat memanen kebaikan kalau tidak menanam.
"Terus terang setiap datang bulan syaban bagi saya membawa perasaan takut dan senang, Senang karena jelas nama saya tidak dicatat oleh malakul maut, dan takut jikalau usia ini adalah tahun terakhir dan telah dicatat oleh malakul maut,"ujanya.
Kematian sesungguhnya bukanlah hal yang harus ditakutkan karena mati adalah haqqul yakin, yang harus kita fikirkan adalah bagaimana agar kita mati dalam keadaan husnul khotimah. (one)