Sejak pasar Tangga Arung dipindah ke Pasar Mangkurawang, omset penjualan pedagang mengalami menurun yang sangat dratis. Selain pasar Mangkurawang baru, menjamurnya pasar malam serta pasar dadakan disejumlah titik di kota Tenggarong menjadikan kondisi pasar Mangkurawang makin sepi pembeli.

Menyikapi hal itu, orang nomor satu di DPRD Kukar Salehudin SSos, mendesak agar pemerintah mengambil alih pengelolaan pasar malam, sebab selama ini pasar malam dikelola para lurah dan RT.

"Kita minta agar pengelolaan pasar malam diambil alih oleh pemerintah. Kita minta camat dan lurah pro aktif dengan keluhan pedagang tetap pasar Mangkurawang yang menganggap penyebab sepinya pembeli di pasar mangkurawang karena adanya pasar malam yang mencapai 20 titik di Kecamatan Tenggarong." papar Salehudin, Ketua DPRD Kukar.

Menurut Salehudin harus ada win-win solution baik untuk pedagang pasar malam dan Pasar Mangkurawan juga bagi pemerintah.

"Oleh karena itu menurut saya harus ada langkah solutif terhadal hal tersebut yaitu dengan mengambil alih pengelolaan pasar malam. " tegasnya.

Teknisnya pihak kecamatan dan kelurahan menentukan titik lokasi pasar malam misal dihalaman kelurahan/kecamatan atau lapangan terbuka sehingga tidak menganggu jalur transportasi.

"Setiap kelurahan hanya ada 1 titik pasar malam perminggu; jadi kita bisa kurangi titik pasar malam menjadi 14 titik saja di Kecamatan Tenggarong. " ujarnya.

Dengan dikelola oleh pemerintah, maka ada potensi sumber PAD bagi daerah baik dari sisi penyediaan sarana pasar malam seperti lahan dan penerangan juga dari pengelolaan parkir pasar malam.

Sementara pasar malam pedagang pasar dadakan juga semakin menjamur dan tersebar di beberapa titik di Kecamatan Tenggarong dan tak bisa ditampung di pasar Mangkurawang bisa kita arahkan untuk berdagang di pasar malam pada tempat yang telah disediakan.

"Efek domino yg kita bisa raih banyak sekali selain ketertiban pedagang juga PAD dari pengelolaan pasar malam tersebut."ucapnya. (boy)