• Kamis, 25 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Ratusan warga Tenggarong memadati halaman Planetarium Jagad Raya Tenggarong Kutai Kartanegara (Kukar), untuk menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT), Rabu (9/3/2016) pagi.

Mereka sangat antusias menyaksikan langsung momen langka tersebut sejak pagi-pagi sekali, selain itu didalam gedung Planetarium juga disesaki pengunjung yang menyaksikan GMT melalui layar hasil proyeksi dari teleskop yang dipasang di halaman Planetarium.

Salah satu pengunjung Awang mengaku ingin sekali melihat gerhana matahari, mengingat fenomena alam ini langka dan belum tentu bisa dilihat di Tenggarong lagi.

"Saya bawa anak saya datang ke planetarium untuk lihat gerhana matahari, ini peristiwa langka yang saying untuk dilewatkan, "ujarnya.

Dari pantauan media ini, ada beberapa cara dilakukan pengunjung untuk menyaksikan GMT di Planetarium, ada yang menggunakan teleskop yang sudah disediakan, memakai kacamata khusus, melalui layar proyektor, hingga menggunakan negatif film photo rontgen.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kukar Sri Wahyuni menyambut baik antusiasme masyarakat tersebut, karena menurutnya paling tidak masyarakat bisa lebih mengenal bahwa Planetarium merupakan tempat pengamatan dan pendidikan mengenai benda-benda angkasa atau tata surya, .

"Antusias masyarakat luar biasa, saya mengapresiasi masyarakat yang berbondong-bondong kesini, ini momen yang baik karena kedepan jika ada kejadian serupa, maka akan dilakukan pengamatan di Planetarium lagi," ujarnya disela-sela pengamatan GMT.

Pengamatan GMT di Planetarium yang dilakukan sejak pukul 07.30 wita berlangsung lancar karena diukung cuaca cerah. Ketua Kompas Kukar Wedi Handoko mengatakan, fase GMT di Tenggarong terjadi sekitar 1 menit 50 detik. Sedangkan puncak GMT terjadi sekitar pukul 08.35 wita, Saat puncak GMT itu, suasana tampak redup sehingga lebih mirip ketika matahari terbenam, .

"Meski intensitas GMT di Tenggarong tidak total yaitu 97,6 persen, namun kita bisa melihat proses cahaya matahari yang jatuh kebumi terhalang oleh bulan, sehingga disini redup," ujarnya.

Selain pengamatan GMT, di halaman parkir Planetarium juga dilaksanakan Salat Gerhana yang dipimpin oleh Kepala Pondok Pesantren As Sauqi Tenggarong, Iwan Hartono, yang diikuti ratusan jamaah. Kemudia di Masjid Agung Sultan Sulaiman dan beberapa masjid lainnya di Tenggarong juga dilaksanakan salat gerhana. (zaf)

Pasang Iklan
Top